Rabu, 22 Desember 2010

Hati lain itu

Dikala sedih teriris perih

Warna mata hanya tinggal putih

Tak lagi mampu meng-urung lirih

Hanya karena tak sanggup memilih

Kau terlalu tinggi untuk dicapai

Pula terlalu suci untuk dipuji

Tak sanggup kurengkuh

Tidak pula pantas kusentuh

Biar angan dan harapan yang bertautan

Dengan hati yang bergelimangan

Selalu terbayang dalam kenangan

Dan tanpa ada keraguan

Aku tidak akan menyesal

Melepas hati yang kukenal

Biar itu menjadi obat penenang

Buat kebahagiaan hati yang kukenang

Mungkin hanya ini yang bisa kuberi

Meski tiada arti namun akan tetap abadi

Pechandu, May, 16th, 2010

surabaya



Laa Tayasu!!!

Cahaya bulan menyelinap hangat

Kuncup-kuncup yang mulai bersinar hambar

Tak tersambut kabar berpaut

Tersungkur di hingar-bingar penyesalan

Rumit berbelit sakit bimbang berpadu

Namun cahaya itu terlanjur ku rengkuh

Dan tak ingin ku biarkan membias lepas

Hilang bagai kenangan yang telah lekang

Biar jadi lautan derai air mata

Kusaksikan bintang-bintang bertaburan menghilang

Tak sanggup melepas bayang yang menghadang

Dan aku tak rela kesempatan ini pergi berpetualang

Jika memang cahaya itu mampu bertahan

Dan mau menerima adanya persaingan

Melupa segala tawa dan senyuman

Tanpa ada duka lara yang membekas di jiwa

Wahai bulan yang berbinar

Tetaplah bersinar tegar

Cahyamu membuat kuncup-kuncup bergairah

Jangan menyerah hanya karena merasa kalah

Sungguh kemenangan ada di segala penjuru arah

Pechandu, 2504102300

Surabaya